Pages

Kamis, 02 Juli 2009

Bersiap untuk kalah demi kemenangan yang tertunda

Aku harus terima dengan lapang dada bila dia tidak memilihku. Aku harus terima dengan lapang dada bila aku tak ada artinya baginya. Aku harus bisa untuk tidak berharap padanya lagi.

Aku wanita kuat. Apapun kan ku tempuh demi kebaikan ku dan orang-orang yang kusayangi. Aku tidak akan membiarkan diriku terpuruk dalam hal ini. Aku bisa bahagia dengan apa yang kupunya sekarang.

Aku cukup cantik yang kudapati dari mamaku. Aku juga tidak sulit bergaul. Kata papaku aku cerdas dan pandai bergaya. Aku adalah mutiara nya. Aku tidak boleh mengecewakan papaku dan keluargaku. Aku harus prioritaskan diriku dan masa depanku yang cerah.

Sudah terlalu lama aku menunggu berharap dia akan datang padaku. Seharusnya aku sudah mengambil sikap untuk tidak lagi menjadi wanita bodoh lagi.

Aku sadar aku tidak cantik di matanya. Dulu, dia sangat acuh padaku. Dia tidak pernah peduli padaku. Aku saja yang selalu mengartikan lain perhatian-perhatian kecil yang tidak berarti yang dia berikan.

Saat ini aku sedang menempuh pendidikan dokter gigi di salah satu perguruan tinggi negri yang cukup bergengsi. Karena hal ini dia tidak mengacuhkan ku lagi mungkin. Kalau saja aku tidak sekolah atau mungkin pendidikan ku rendah bisa jadi dia tak akan mau kenal aku lagi.

Seharusnya aku bisa melihat sifat busuknya ini dari dulu. Hanya saja mata ku buta oleh cinta monyet yang kupendam ini. Sampai-sampai aku tak bisa melihat mereka-mereka yang datang untukku.

Aku seharusnya bisa lebih arif lagi pada diriku. Walau terasa tidak adil, aku harus bisa membesarkan hatiku sendiri. Kalau bukan dia mungkin seseorang yang jauh lebih baik darinya untukku nanti.

Aku harus rasional. Berpikir ke depan. Lihat kenyataan yang ada. Pandai ambil sikap dalam setiap tindakan. Usia ku sudah tidak bocah lagi, 23 tahun seharusnya aku sudah memiliki kematangan emosional.

Aku kan berusaha untuk membuktikan pada dunia bahwa aku bisa dan mampu untuk kebahagianku dan harapan orang tua ku. Aku tidak mau lagi mereka memandang sebelah mata. Aku sudah capek bersembunyi dari kenyataan. Yang perlu aku lakukan adalah hadapi dengan tenang dan ambil hikmah di setiap masalah dan kesedihan yang ku hadapi.

Tidak ada komentar: